Waspadai Fenomena Microsleep Selama Puncak Arus Balik
gambar ilustrasi bahaya microsleep saat berkendara |
Puncak arus balik pasca perayaan Idul Fitri menjadi periode yang kritis bagi keselamatan berkendara. Salah satu pemicu kecelakaan adalah microsleep di mana pengemudi tiba-tiba tertidur sesaat. Fenomena yang dikenal sebagai microsleep ramai dibicarakan setelah sejumlah kecelakaan arus mudik dipicu oleh pengemudi yang mengantuk. Banyaknya kecelakaan dikhawatirkan kembali terulang saat arus balik.
PT Jasa Marga memprediksi puncak arus balik 2024 akan terjadi pada H4 Hari Raya Idulfitri atau pada Senin, 15 April 2024. Diprediksi jumlah kendaraan di empat gerbang tol utama mencapai 296 ribu kendaraan. Seperti diketahui, sebanyak 12 orang menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 pada Senin, 8 April 2024.
Korban merupakan mobil Daihatsu Gran Max. Kecelakaan terjadi karena menyeberang keluar dari contraflow menuju jalur berlawanan arah kemudian menabrak bus dan mobil lainnya. Dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah karena sang sopir mengantuk. Sebelumnya, sebuah truk tangki pengangkut minyak sawit terguling di Jalan Raya Cipatat Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat pada Minggu, 7 April 2024 dini hari. Truk menghantam pemudik yang sedang melaju di sebuah mobil. Tiga orang tewas dalam kecelakaan.
Faktanya, mudik memang kerap menimbulkan kecelakaan. Supir mengantuk dan rem blong adalah beberapa penyebab utama kecelakaan. Kondisi mengantuk saat berkendara kerap dikaitkan dengan fenomena microsleep. Fenomena terjadi ketika seseorang tiba-tiba tertidur dalam hitungan detik bahkan dalam situasi yang seharusnya membutuhkan kewaspadaan penuh seperti saat mengemudi.
Lantas apa itu microsleep, apa saja tanda-tandanya, dan apakah penyebabnya? Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan, microsleep adalah kondisi singkat di mana seseorang tiba-tiba tertidur selama beberapa detik hingga beberapa menit meskipun mereka sebenarnya tidak sadar bahwa mereka telah tidur. Ini sering terjadi tanpa peringatan dan bisa sangat berbahaya terutama jika terjadi saat sedang mengemudi.
Tanda-tanda Microsleep
- 1. Penurunan Respons: Pada saat microsleep, respons terhadap stimulus eksternal seperti suara klakson atau goyangan mobil akan menurun atau bahkan tidak ada sama sekali.
- 2. Mata Terasa Berat: Sebelum microsleep terjadi, seringkali ada sensasi mata yang terasa berat atau sulit untuk tetap terbuka.
- 3. Kehilangan Kesadaran Sementara: Individu yang mengalami microsleep mungkin merasakan seolah-olah mereka kehilangan sebagian atau semua kesadaran mereka selama beberapa detik.
Penyebab Microsleep
- 1. Kurang Tidur: Kurang tidur adalah penyebab utama microsleep. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, otak akan mencoba untuk menagih tidur tersebut bahkan di saat-saat yang tidak tepat.
- 2. Kelelahan: Aktivitas fisik atau mental yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan yang dapat memicu microsleep.
- 3. Rutinitas Monoton: Menjalani aktivitas yang monoton seperti mengemudi di jalan yang lurus dan panjang dapat membuat otak menjadi bosan dan lebih rentan terhadap microsleep.
- 4. Konsumsi Alkohol atau Obat-obatan: Alkohol dan beberapa jenis obat-obatan dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan microsleep.
Data Kecelakaan:
Korps Lalu Lintas Korlantas Polri telah merilis data terkait serangkaian kecelakaan lalu lintas selama masa arus mudik Lebaran tahun 2024. Menurut data yang diungkapkan, mayoritas kecelakaan melibatkan pengguna sepeda motor. Sepeda motor masih menjadi kategori kendaraan yang paling rentan terlibat dalam kecelakaan, diikuti oleh kendaraan angkut orang atau bus, angkutan barang, dan mobil pribadi. Sekitar 35 orang meninggal selama mudik.
Dalam menanggapi fenomena microsleep dan kecelakaan yang disebabkannya, penting bagi pengemudi untuk memastikan istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh dan untuk selalu memperhatikan tanda-tanda kelelahan atau microsleep saat berkendara. Semua pihak, termasuk pihak berwenang dan pengguna jalan, perlu bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan risiko ini untuk menciptakan perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi semua.