• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Vaginismus Bukan Akhir Segalanya: Peluang Kehamilan Tetap Terbuka Lebar!

img

Vaginismus adalah kondisi medis yang menyebabkan otot-otot di sekitar vagina mengalami kontraksi otomatis saat terjadi upaya penetrasi. Hal ini bisa terjadi saat berhubungan seksual, pemeriksaan medis, atau bahkan saat menggunakan tampon. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan bagi penderitanya.

Terdapat dua jenis utama vaginismus: primer dan sekunder. Vaginismus primer terjadi ketika seorang wanita mengalami rasa sakit setiap kali mencoba berhubungan seks atau tidak pernah bisa memasukkan apapun ke dalam vagina. Sementara itu, vaginismus sekunder terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya pernah berhubungan seks tanpa rasa sakit, kemudian mengalami kesulitan atau bahkan ketidakmungkinan untuk melakukan penetrasi.

Alana Romain, seorang wanita yang pernah mengalami vaginismus, berbagi pengalamannya. Ia mengatakan bahwa meskipun ia berhasil mengatasi rasa sakitnya sebelum hamil, kehamilan setelah mengalami vaginismus tetap menjadi pengalaman yang menakutkan. Banyak wanita dengan vaginismus bertanya-tanya apakah mereka bisa hamil.

Gejala utama vaginismus adalah rasa sakit saat berhubungan seksual (dispareunia). Rasa sakit ini sering digambarkan sebagai rasa terbakar yang intens dan tidak tertahankan. Penyebab vaginismus belum diketahui secara pasti, tetapi faktor psikologis seperti trauma atau kecemasan, serta faktor fisik atau medis, dapat berperan.

Beberapa wanita mengalami vaginismus dalam semua situasi dan dengan objek apapun, sementara yang lain hanya mengalaminya dalam kasus tertentu, seperti dengan satu pasangan tetapi tidak dengan pasangan lain. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Meskipun vaginismus dapat membuat kehamilan terasa menakutkan, wanita dengan kondisi ini tetap bisa hamil. Alana, misalnya, berhasil hamil anak kembar. Ia mengaku bahwa ia merasa sangat cemas dan stres selama kehamilannya, tetapi setelah melahirkan, vaginismus yang dialaminya justru menghilang.

Alana juga berbagi bahwa ia berbicara dengan terapis tentang kekhawatirannya, dan hal itu membantunya meredakan sebagian kecemasannya. Ia juga membaca berbagai literatur untuk mempersiapkan diri menghadapi persalinan.

Saya tidak tahu pasti mengapa apakah sesuatu tentang melahirkan membuatnya lebih mudah atau apakah pengalaman memiliki anak kembar prematur membuat kami lebih dekat, lebih mampu terhubung secara fisik, ujarnya.

Penting untuk diingat bahwa setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda dengan vaginismus. Jika Anda mengalami gejala vaginismus, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Dengan penanganan yang tepat, Anda dapat mengatasi kondisi ini dan menjalani kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

© Copyright 2024 - Warta Senja
Added Successfully

Type above and press Enter to search.